Selamat Datang di Blog Ninosnina ^_^

Bintang-ku

Minggu, 13 Maret 2016

SISI LAIN SOEKARNO PART 1




Sisi lain Soekarno

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, di balik kehebatan seorang Bung Karno sebagai orator dan tokoh politik legendaris, ternyata ada sisi lain dari kehidupannya yang dapat membuat kita sadar bahwa seorang politikus kelas kakap, orator hebat, dan seorang pemimpin negara seperti Bung karno pun memiliki sisi lain yang menarik disimak. Dikatakan menarik, karena sisi lain ini dapat menjadi inspirasi, terutama bagi para pemimpin bangsa periode berikutnya, khususnya dalam hal-hal yang berkaitan dengan sisi kesederhanaannya sebagai seorang presiden. Mengutip dari berbagai sumber, berikut ini disajikan berbagai sisi lain Bung Karno yang mungkin dapat menjadi kita tercengang dan tak menyangka bahwa seorang hebat seperti Bung Karno ternyata memiliki sisi lain.
      
      1) Aroma kopi dan teh yang menggelorakan semangat
Salah satu sisi lain Bung Karno yang unik dan mungkin belum Anda adalah kegemarannya minum kopi tubruk pada pagi hari. Saking kesengsemnya ia pada kopi, Bung Karno sampai menjadwalkan minum kopi bareng dengan beberapa rekan bawahannya, yaitu Wakil Perdana Menteri II, Dr. Johannes Leimena dan Men/Pangad Letjen Ahmad Yani. Selain mereka, jenderal lain yang pernah diajak minum kopi bersama oleh Bung Karno adalah Jenderal Djatikusumo. “Tadi pagi, Jenderal Djatikusumo datang minum kopi dengan saya,” kata Bung karno.

James Luhulima. Menyingkap Dua Hari Tergelap di Tahun 1965, Melihat Peristiwa G30S dari Perspektif Lain (Jakarta; Penerbit Buku Kompas, 2006), hlm. 80.
Iman Toto K. Rahadjo dan Suko Sudarso (ed.). Bung Karno masalah Pertahanan-Keamanan. Jakarta: Grasindo. 2010; 23.

Setidaknya, itulah yang dibuktikan oleh Bung karno karena hingga masa tuanya, ia tetap memiliki ingatan kuat.
Jika setiap pagi Bung Karno rutin minum kopi tubruk, sore harinya ia rutin minum teh. Selain pada kedua waktu itu, Bung karno hanya minum air putih. Seperti kebiasaannya minum kopi, ternyata kebiasaan Bung Karno minum teh di sore hari ini juga memiliki manfaat dahsyat bagi kesehatan. Selain nikmat, teh diketahui sejak zaman dahulu memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Menurut sebuah catatan di Cina, teh dapat berfungsi menangkal dan menyembuhkan kurang lebih 72 jenis penyakit.

      2) Cara makan yang sederhana sekali
Sisi lain dari sosok Bung karno yang berikutnya adalah cara makannya yang sangat sederhana. Kebiasaan makan Bung Karno sederhana sekali dan sangat merakyat. Bila makan di istana, ia hanya menggunakan tangan, tidak pakai sendok dan garpu. Ini kebiasaannya sejak dulu, terutama kalau makan bersama keluarga. Nasinya hanya satu mangkok kecil. Makanan yang paling digemari Bung Karno adalah sayur lodeh, sayur asem, telur mata sapi, ikan asin goreng, dan sambal. Sambalnya tidak perlu dipindah dari cobek atau ditaruh di piring kecil. Benar-benar makan ala rakyat biasa. Bung karno juga menyukai sayur daun singkong, sawo, dan pisang.
Suatu hari, selesai berjalan-jalan di Istana Merdeka, Bung Karno mengajak Letnan Soetikno, pembantu ajudan presiden, dan Mangil untuk ikut makan pagi. Menunya sederhana. Bung Karno makan satu mangkok kecil nasi, sayur daun singkong, sambal, dan ikan asin goreng. Buahnya sawo dan pisang. Ia makan dengan tangan, sedang Letnan Soetikno dan Mangil pakai sendok dan garpu. Minumnya hanya teh. Sambalnya ditaruh di cobek, lengkap dengan muthunya. Kalau minum manis, Bung Karno tidak mau pakai gula, melainkan sakarin. Ia juga suka makan sate ayam di Pantai Tanjung Priok bersama putra-putrinya. Kalau pergi ke rumah makan, terutama RM Tungkong di Menteng (sekarang namanya RM Cahaya Kota), Bung karno senang mie goreng, nasi goreng, ayam goreng, atau sate ayam.

      3) Pakaian baru atau lama?
Ketika Anda disuruh memilih antara pakaian baru atau lama, maka yang akan Anda pilih untuk dipakai? Sudah pasti jawabannya adalah pakaian baru. Hal itulah yang kebanyakan dilakukan oleh semua orang, terutama para pejabat negeri ini. Namun, kebiasaan para pejabat yang suka hidup glamor dan berpakaian serba mahal itu berbanding terbalik dengan sang Bapak Bangsa, Bung Karno. Betul, soal pakaian, Bung Karno memang paling teliti. Kalau ada wartawan atau kawan berpakaian kurang rapi, atau dasi miring, langsung ia betulkan. Ia sendiri kalau berpakaian sangat rapi, namun sederhana.
Pakaian harian Bung karno adalah pakaian yang sangat sederhana. Jika ada yang robek, ia memerintahkan orang untuk menjahitnya kembali dan dipakai lagi. Apalagi kalau pakaian yang sangat disenanginya, walaupun sudah robek dan dijahit, tetap dipakainya. Begitu pula sandal, Bung karno lebih senang memakai yang sudah lama meski sudah hampir lama dipakai. Alasannya, kursi rotan lama akan mengikuti bentuk tubuh pemakainya. Jadi, lebih enak diduduki.
Itulah Bung Karno, sang proklamator dan presiden pertama Republik Indonesia yang patut dijadikan teladan oleh para pemimpin bangsa generasi penerusnya. Kesederhanaannya menjadi lambang bahwa ia adalah sosok yang tidak mementingkan materi. Ingat, meski pakaiannya tidak baru dan tidak mahal, tetapi Bung karno tetap memperhatikan kerapiannya. Bahkan, Bung karno tidak pernah membeli baju baru. Ia mendapatkan baju baru dari para patnernya yang melihat pakaian yang dikenakannya sederhana sehingga dianggap kurang pas dipakai seorang presiden.

4) Soekarno pun suka musik keroncong
Sebagai bangsa Indonesia, tentunya kita tahu tentang jenis musik yang satu ini. Musik keroncong adalah suatu aliran musik yang lahir di Indonesia, namun dipengaruhi oleh musik barat (diatonis) sehingga bukan termasuk sebagai musik tradisional, melainkan salah satu jenis musik diatonis (world music) yang banyak berkembang pada saat ini. Adapun pada perkembangan selanjutnya, Ia berkolaborasi dengan jenis musik tradisional.
Asal-muasal nama keroncong sendiri sampai saat ini memang tidak begitu jelas. Ada beragam pendapat mengenai sebuatan atau istilah keroncong. Ada yang berpendapat bahwa nama itu berasal dari nama alat musik semacam gitar kecil/ukulele dari Polynesia yang disebut crouco. Ada juga yang berpendapat bahwa nama keroncong itu berasal dari bunyi suara gelang kaki penari ngremo dari Madura. Namun, darimana pun asalnya, yang jelas keroncong telah menempatkan dirinya di hati masyarakat Indonesia.
Bahkan, tidak hanya rakyat dari kalangan biasa saja yang menyukai musik keroncong, tetapi orang pertama di Indonesia pun sangat suka pada musik ini. Betul, sisi lain Bung Karno dari segi minatnya terhadap budaya adalah “cinta”nya pada musik keroncong. Saking cintanya Bung Karno pada Keroncong, saat diasingkan di Istana Bogor selepas G-30S/PKI, Bung Karno membunuh waktunya dengan menginventarisasi musik-musik keroncong yang dulu populer tahun 1930-an dan kemudian menghilang. Atas kerja kerasnya dan beberapa seniman keroncong, ia berhasil menyelamatkan beberapa karya keroncong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar