Presiden RI Pertama, Ir Soekarno
Di antara sekian banyak
bapak bangsa yang lahir di bumi pertiwi Indonesia ini, nama Soekarno sering
sekali menempati urutan pertama dan teratas. Hal ini tak lain karena ia adalah
sang proklamator bangsa, presiden pertama RI, sekaligus pahlawan nasional yang
telah membawa Indonesia menjadi sebuah negara merdeka yang bebas dari penjajah.
Dalam bukunya, Ignatius Haryanto menyebut Soekarno sebagai bapak bangsa karena
ia adalah pemersatu bangsa, intelektualis, dan egaliter. Dengan
predikat-predikat itu, pantaslah jika Indonesia menjadikannya sebagai bapak
bangsa yang tak lekang oleh waktu, diabadikan dalam sejarah, serta dihormati.
Ignatius
Haryanto, Aku Selebriti Maka Aku Penting (Yogyakarta: Bentang, 2008), hlm. 193.
Bung Karno, begitu Soekarno
akrab disapa, adalah orang hebat. Dari segi politik, kemampuan politiknya tak
perlu diragukan lagi. Ia adalah seoang orator hebat yang mampu membuat semua
orang terkesima dengan pidato-pidatonya. Banyak yang mengakui, ketika Bung
Karno menyampaikan pidatonya, ia bak dewa yang mampu menyita perhatian
penonton. Maka dari itu, tak heran jika kemampuan orasinya banyak dijadikan
rujukan, inspirasi, dan “guru” bagi para pemimpin politik di dunia, khususnya
Indonesia.
Namun demikian, di balik
sosoknya yang begitu gagah di depan publik dan dalam dunia politik, ternyata
tersimpan “sejuta” keunikan dan kelucuan. Betapa tidak, Bung karno meski seorang
orator super hebat adalah manusia biasa yang memiliki kehidupan pribadi
layaknya manusia biasa. Bahkan, meski ia adalah seorang presiden yang notabene
hidup dalam kemewahan dan kemegahan, gaya hidupnya sangat sederhana seperti
rakyat jelata kebanyakan.
Selain gaya hidup yang
sederhana itu, masih banyak sisi lain dari seorang Bung Karno yang mungkin Anda
belum ketahui. Sisi lain ini terlepas dari kehidupan politiknya dan boleh jadi
lucu, unik, bahkan aneh, yang dapat membuat orang tertawa, mengerutkan dahi,
mencibir, atau malah kagum. Hal-hal yang sangat menarik itu tentu layak kita
jadikan inspirasi. Namun memahami berbagai sisi lain tersebut, terlebih dahulu
kita diingatkan kembali tentang sosok beliau melalui sebuah profil singkat.
Profil Singkat Soekarno
Banyak yang mengatakan,
orang besar selalu punya pikiran besar. Demikianlah Bung karno, seseorang yang
besar dengan pikiran-pikiran besarnya. Jika Zulfikar Ali Bhuto ingin
menggabungkan antara demokrasi, sosialisme, dan Islam, maka Bung karno pernah
ingin “mengawinkan” nasionalisme, agama, dan komunis (Nasakom). Meskipun
keinginannya itu sulit terwujud karena ada dua unsur yang sama sekali bertolak
belakang, yakni agama dan komunisme, namun kita dapat melihat bahwa cita-cita
Bung Karno itu tentu berawal dari pikiran besar seorang pemimpin terhadap masa
depan bangsanya terlepas dari gagal atau berhasil.
Ya, itulah Bung Karno, orang
besar yang pernah memimpin bangsa Indonesia di awal kemerdekaan. Ia adalah
Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945-1966. Ia adalah
penggali Pancasila. Ia adalah proklamator kemerdekaan Indonesia (bersama dengan
Mohammad Hatta) pada tanggal 17 Agustus 1945.
Soekarno
dilahirkan dengan nama Kusno Sosrodihardjo. Ayahnya bernama Raden Soekemi
Sosrodihardjo, seorang guru di Surabaya, Jawa Timur. Ibunya bernama Ida Ayu
Nyoman Rai yang berasal dari Buleleng, Bali. Ketika kecil, Bung
Karno tinggal bersama kakeknya di Tulungagung, Jawa Timur. Pada usia 14 tahun,
seorang kawan bapaknya yang bernama Oemar Said Tjokroaminoto mengajaknya
tinggal di Surabaya dan ia disekolahkan di Hoogere Burger School (HBS) sambil
mengaji di tempat Tjokroaminoto. Di Surabaya, Bung karno banyak bertemu dengan
para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu.
Ia kemudian bergabung dengan organisasi Jong Java (Pemuda Jawa).
Bung Karno adalah bapak
bangsa yang sering disebut juga sebagai Putra Sang Fajar. Sejak muda, ia sudah
sering bertukar pikiran dengan tokoh-tokoh p ergerakan yang ia temui ketika
menempuh pendidikannya. Pada tanggal 4 Juli 1927, Bung karno mendirikan Partai
Nasional Indonesia (PNI). Pada Desember 1929, bersama tokoh PNI, Bung Karno
ditangkap dan dipenjara. Demikian pula ketika ia memimpin Partai Indonesia
(Partindo), ia ditangkap dan diasingkan ke Ende (Flores). Pada masa pendudukan Jepang, Bung Karno, M. Hatta, Ki Hadjar Dewantara,
dan K.H. Mas Mansur mendirikan Pusat Tenaga Rakyat (Putera). Keempat tokoh
tersebut sering disebut sebagai Empat serangkai. Antara tahun 1938-1942,
Bung Karno diasingkan ke Provinsi Bengkulu. Ia baru benar-benar bebas setelah
habisnya masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.
Kemudian, Bung Karno mulai
aktif mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, di antaranya dengan merumuskan
Pancasila, UUD 1945, dasar-dasar pemerintahan Indonesia, termasuk merumuskan
naskah proklamasi kemerdekaan. Pada bulan Agustus 1945, Bung Karno diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan Angkatan Darat
Jepang wilayah Asia Tenggara ke Dalat, Vietnam. Marsekal Terauchi
menyatakan bahwa sudah saatnya Indonesia merdeka dan segala urusan proklamasi
kemerdekaan adalah tanggung jawab rakyat Indonesia sendiri.
Amir
Hendarsah. Kisah Heroik Pahlawan Nasional Terpopuler. Yogyakarta: Galang Press.
2008; 52
Maka, pada tanggal 17
Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik
Indonesia. Teks proklamasi secara langsung dibacakan oleh Bung Karno di
rumahnya, Jl. Pegangsaan Timur 56,
Jakarta, yang semenjak pagi telah dipenuhi orang. Keesokan harinya, 18 Agustus
1945, Bung Karno dan Bung Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil
Presiden Republik Indonesia yang pertama. Pada tanggal 29 Agustus 1945,
pengangkatan Presiden Bung Karno dan Wakil Presiden Bung Hatta dikukuhkan oleh
KNIP.
Dari segi keluarga, Bung Karno termasuk satu-satunya pemimpin
(presiden) Indonesia yang beristri banyak. Di antara istri Bung Karno adalah
Oetari, Inggit Garnasih, Fatmawati, Hartini, Ratna Sari Dewi Soekarno (nama
asli: Naoko Nemoto) dari Jepang, dan Haryati. Selain itu, Bung Karno juga
melahirkan orang-orang hebat di massanya. Hal ini semakin membenarkan kata
pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Putra-putri Bung Karno adalah Guruh Soekarnoputra, Megawati
Soekarnoputri yang pernah menjadi Presiden Indonesia pada masa jabatan
2001-2004, Guntur Soekarnoputra, Rachmawati, Sukmawati, Taufan, bayu (dari
istrinya, hartini), serta kartika Sari Dewi Soekarno (dari istrinya, Ratna Sari
Dewi Soekarno).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar