Selamat Datang di Blog Ninosnina ^_^

Bintang-ku

Minggu, 13 Maret 2016

SEMUA TENTANG Ir. SOEKARNO (SISI YANG MENARIK)


Presiden RI Pertama, Ir Soekarno

Di antara sekian banyak bapak bangsa yang lahir di bumi pertiwi Indonesia ini, nama Soekarno sering sekali menempati urutan pertama dan teratas. Hal ini tak lain karena ia adalah sang proklamator bangsa, presiden pertama RI, sekaligus pahlawan nasional yang telah membawa Indonesia menjadi sebuah negara merdeka yang bebas dari penjajah. Dalam bukunya, Ignatius Haryanto menyebut Soekarno sebagai bapak bangsa karena ia adalah pemersatu bangsa, intelektualis, dan egaliter. Dengan predikat-predikat itu, pantaslah jika Indonesia menjadikannya sebagai bapak bangsa yang tak lekang oleh waktu, diabadikan dalam sejarah, serta dihormati.

Ignatius Haryanto, Aku Selebriti Maka Aku Penting (Yogyakarta: Bentang, 2008), hlm. 193.

Bung Karno, begitu Soekarno akrab disapa, adalah orang hebat. Dari segi politik, kemampuan politiknya tak perlu diragukan lagi. Ia adalah seoang orator hebat yang mampu membuat semua orang terkesima dengan pidato-pidatonya. Banyak yang mengakui, ketika Bung Karno menyampaikan pidatonya, ia bak dewa yang mampu menyita perhatian penonton. Maka dari itu, tak heran jika kemampuan orasinya banyak dijadikan rujukan, inspirasi, dan “guru” bagi para pemimpin politik di dunia, khususnya Indonesia.
Namun demikian, di balik sosoknya yang begitu gagah di depan publik dan dalam dunia politik, ternyata tersimpan “sejuta” keunikan dan kelucuan. Betapa tidak, Bung karno meski seorang orator super hebat adalah manusia biasa yang memiliki kehidupan pribadi layaknya manusia biasa. Bahkan, meski ia adalah seorang presiden yang notabene hidup dalam kemewahan dan kemegahan, gaya hidupnya sangat sederhana seperti rakyat jelata kebanyakan.
Selain gaya hidup yang sederhana itu, masih banyak sisi lain dari seorang Bung Karno yang mungkin Anda belum ketahui. Sisi lain ini terlepas dari kehidupan politiknya dan boleh jadi lucu, unik, bahkan aneh, yang dapat membuat orang tertawa, mengerutkan dahi, mencibir, atau malah kagum. Hal-hal yang sangat menarik itu tentu layak kita jadikan inspirasi. Namun memahami berbagai sisi lain tersebut, terlebih dahulu kita diingatkan kembali tentang sosok beliau melalui sebuah profil singkat.

Profil Singkat Soekarno

Banyak yang mengatakan, orang besar selalu punya pikiran besar. Demikianlah Bung karno, seseorang yang besar dengan pikiran-pikiran besarnya. Jika Zulfikar Ali Bhuto ingin menggabungkan antara demokrasi, sosialisme, dan Islam, maka Bung karno pernah ingin “mengawinkan” nasionalisme, agama, dan komunis (Nasakom). Meskipun keinginannya itu sulit terwujud karena ada dua unsur yang sama sekali bertolak belakang, yakni agama dan komunisme, namun kita dapat melihat bahwa cita-cita Bung Karno itu tentu berawal dari pikiran besar seorang pemimpin terhadap masa depan bangsanya terlepas dari gagal atau berhasil.

Ya, itulah Bung Karno, orang besar yang pernah memimpin bangsa Indonesia di awal kemerdekaan. Ia adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945-1966. Ia adalah penggali Pancasila. Ia adalah proklamator kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) pada tanggal 17 Agustus 1945.
Soekarno dilahirkan dengan nama Kusno Sosrodihardjo. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo, seorang guru di Surabaya, Jawa Timur. Ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai yang berasal dari Buleleng, Bali. Ketika kecil, Bung Karno tinggal bersama kakeknya di Tulungagung, Jawa Timur. Pada usia 14 tahun, seorang kawan bapaknya yang bernama Oemar Said Tjokroaminoto mengajaknya tinggal di Surabaya dan ia disekolahkan di Hoogere Burger School (HBS) sambil mengaji di tempat Tjokroaminoto. Di Surabaya, Bung karno banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu. Ia kemudian bergabung dengan organisasi Jong Java (Pemuda Jawa).

Bung Karno adalah bapak bangsa yang sering disebut juga sebagai Putra Sang Fajar. Sejak muda, ia sudah sering bertukar pikiran dengan tokoh-tokoh p ergerakan yang ia temui ketika menempuh pendidikannya. Pada tanggal 4 Juli 1927, Bung karno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI). Pada Desember 1929, bersama tokoh PNI, Bung Karno ditangkap dan dipenjara. Demikian pula ketika ia memimpin Partai Indonesia (Partindo), ia ditangkap dan diasingkan ke Ende (Flores). Pada masa pendudukan Jepang, Bung Karno, M. Hatta, Ki Hadjar Dewantara, dan K.H. Mas Mansur mendirikan Pusat Tenaga Rakyat (Putera). Keempat tokoh tersebut sering disebut sebagai Empat serangkai. Antara tahun 1938-1942, Bung Karno diasingkan ke Provinsi Bengkulu. Ia baru benar-benar bebas setelah habisnya masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.

Kemudian, Bung Karno mulai aktif mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, di antaranya dengan merumuskan Pancasila, UUD 1945, dasar-dasar pemerintahan Indonesia, termasuk merumuskan naskah proklamasi kemerdekaan. Pada bulan Agustus 1945, Bung Karno diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan Angkatan Darat Jepang wilayah Asia Tenggara ke Dalat, Vietnam. Marsekal Terauchi menyatakan bahwa sudah saatnya Indonesia merdeka dan segala urusan proklamasi kemerdekaan adalah tanggung jawab rakyat Indonesia sendiri.

Amir Hendarsah. Kisah Heroik Pahlawan Nasional Terpopuler. Yogyakarta: Galang Press. 2008; 52

Maka, pada tanggal 17 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia. Teks proklamasi secara langsung dibacakan oleh Bung Karno di rumahnya, Jl. Pegangsaan Timur 56, Jakarta, yang semenjak pagi telah dipenuhi orang. Keesokan harinya, 18 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama. Pada tanggal 29 Agustus 1945, pengangkatan Presiden Bung Karno dan Wakil Presiden Bung Hatta dikukuhkan oleh KNIP.

Dari segi keluarga, Bung Karno termasuk satu-satunya pemimpin (presiden) Indonesia yang beristri banyak. Di antara istri Bung Karno adalah Oetari, Inggit Garnasih, Fatmawati, Hartini, Ratna Sari Dewi Soekarno (nama asli: Naoko Nemoto) dari Jepang, dan Haryati. Selain itu, Bung Karno juga melahirkan orang-orang hebat di massanya. Hal ini semakin membenarkan kata pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Putra-putri Bung Karno adalah Guruh Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri yang pernah menjadi Presiden Indonesia pada masa jabatan 2001-2004, Guntur Soekarnoputra, Rachmawati, Sukmawati, Taufan, bayu (dari istrinya, hartini), serta kartika Sari Dewi Soekarno (dari istrinya, Ratna Sari Dewi Soekarno).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar