Selamat Datang di Blog Ninosnina ^_^

Bintang-ku

Minggu, 19 April 2015

KRITIK FILM GURU BANGSA: TJOKROAMINOTO



Awalnya saya merasa tertarik dan penasaran dengan film garapan Garin Nugroho, sebelumnya saya menonton kilas balik kiprah HOS Cokroaminoto di metro tv,  dalam acara mata najwa belajar dari guru bangsa tjokroaminoto.
Tjokroaminoto  adalah gurunya para bapak bangsa, mentor bagi para pejuang yang lebih muda, dari Abi Koesno hingga Soekarno, dari Moesso hingga Kartosoewiryo, dari yang Islamis sampai komunis, dari yang kiri sampai kanan, dinyalakannya api keteladanan, dihidupkannya degup jantung perjuangan, Tjokro tempat berharapnya rakyat jelata, Tjokro membuka banyak jalan bagi sang pemuda. Bagaimana hidupnya bisa diteladani, belajar dari guru Bangsa Cokroaminoto.
Tjokro pencetak pendiri negeri
HOS Tjokroaminoto tahun 1912 bergabung dalam organisasi Sarekat Islam yang awalnya bernama Sarekat Dagang Islam didirikan oleh pengusaha batik H. Samahoedi. Di bawah kepemimpinannya Sarekat Islam menjelma menjadi organisasi lebih dari 180 cabang dan beranggotakan lebih dari 2,5 juta angka yang fantastis dibandingkan organisasi yang lebih dulu ada Budi Oetomo.
Tjokro guru para tokoh ternama meletakkan jejak pikirnya kepada pemuda-pemuda yang berumah kos di rumahnya yaitu Soekarno, Samoen, Musso, dan Kartosoewiryo. Para pemuda menyerap paham yang diajarkannya.
Kenapa Sarekat Islam mampu menarik perhatian lebih luas, alasannya dari gagasan progresif Tjokro yaitu:
ü  Hapus kerja paksa
ü  Hapus diskriminasi penerimaan murid di sekolah
ü  Wajib belajar hingga 15 tahun
ü  Beasiswa ke luar negeri
ü  Pembentukan dewan daerah
ü  Pengakuan hari-hari besar Islam
Sarekat Islam, dari awal mengusung konsep:
KESETARAAN, MENJUNJUNG PERSAMAAN hak antara golongan tanpa sekat pembeda usia, pangkat, keturunan priyayi dan rakyat jelata.
Selain dari gagasan Tjokro, Sarekat Islam menarik karena pesona Tjokroaminoto itu sendiri, pidatonya melegar, gaya orasinya yang menginspirasi Soekarno hingga Soekarno menjadi Orator ulung.
Ciri khas Tjokroaminoto
ü  Kharismatik
ü  Beskap (lambang priyayi)
ü  Memakai sarung (lambang rakyat jelata)
ü  Kaki satu diangkat (artinya menantang Belanda)

Menurut sejarawan Anhar Gonggong mengatakan Tjokro bisa berkomunikasi dengan siapa saja. Rumah Tjokro adalah rumah idiologi dan dialog. Rumah berkumpulnya berbagai idiologi dari dialog Tjokroaminoto.
Soekarno mendirikan Partai Nasional Indonesia
Semaoen dan Moesso bergabung di ISDV cikal bakal Partai Komunis Indonesia
Kartosoewiryo mendirikan DI/TII
Kenapa Tjokroaminoto kalah pamor dengan tokoh yang lain?
Anhar Gonggong menyebutkan salah satu alasannya terjadi pergerakan PKI yang dipimpin Semaoen pada tahun 1926-1927, Belanda mencurigai organisasi Sarekat Islam yang dipimpin Tjokroaminoto, yang mengharuskan bolak balik Tjokroaminoto dipanggil Belanda untuk dimintai keterangan dengan kerusuhan yang dilakukan oleh murid-muridnya. Sedangkan disisi lain selesai kerusuhan 1927, muncul Partai Nasional Indonesia yang didirikan oleh Soekarno, Soekarno selalu tampil dan terkenal. Saat gurunya Tjokro tanda kutip tenggelam karena ditenggelamkan pamor seorang muridnya melejit Soekarno.
Tjokroaminoto dijuluki Raja Jawa tanpa Mahkota, menurut menteri pendidikan Anis Baswadean, mengatakan bukan karena keturunan darah biru dijuluki Raja Jawa tanpa Mahkota akan tetapi karena pikiran, gagasan, dan kata-kata Tjokroaminoto yang menjadikannya menjadi Raja Jawa tanpa Mahkota. Tjokro berani menantang Belanda, tidak mau tunduk dan menunduk ketika bertemu Belanda.
Dalam wawancara, Anis mengatakan Tjokro melampaui zamannya, Tjokro sudah mempunyai pemikiran wajib sekolah 15 tahun. Tjokro bukan hanya pengajar, pendidik tetapi juga menggerakkan. Tjokro, melampaui guru yang menginspirasi dan mencerahkan. Tjokro paham betul pendidikan sangat dibutuhkan rakyat, dia melihat pendidikan dari efek nyata pada dirinya sendiri, pada muridnya yang memiliki kemampuan wawasan yang luas, memiliki komunikasi yang baik dibandingkan rakyat yang tidak sekolah. Pendidikan dijadikannya sebagai instrumen pergerakan. Tjokro menghormati pikiran orang lain, Tjokro mengajarkan kepada muridnya, tidak dijadikan pengikut namun merangsang muridnya melalui dialog untuk tumbuh hidup dengan pemikirannya masing-masing di zamannya sendiri.
SAJAK 1914 BUAH KARYA HOS TJOKROAMINOTO yang dimuat di jurnal dunia bergerak

Lelap terus dan kau pun dipuji
Sebagai bangsa terlembut di dunia
Darahmu dihisap dan dagingmu dilahap
Sehingga hanya kulit yang tersisa

Siapa pula yang tak memuji sapi dan kerbau
Orang dapat menyuruhnya kerja dan memakan dagingnya
Kalau mereka tahu hak-haknya
Orangpun menamakannya pongah
Karena tidak mau ditindas

Bahasamu terpuji halus diseluruh dunia dan sopan pula
Sebabnya kau menegur bangsa lain
Dalam bahasa kromo dan orang lain
Menegurmu dalam bahasa ngoko
Kalau kau balikkan
Kau pun dianggap kurang ajar

Namun ada kritikan untuk film guru bangsa setelah saya tonton pada tanggal 14 April 2015
1.      Efek make up yang kentara jelas kumis palsu Tjokroaminoto yang diperankan Reza Rahadian karena menggunakan lem perekat yang terlihat jelas saat adegan awal introgasi Belanda terhadap Tjokro di penjara Kali Sosok. Sebaiknya aktor diberi waktu untuk menumbuhkan kumis. Hindari lem perekat. Agar efek alami dan natural yang ditunjukkan.
2.      Saya kurang setuju dengan tokoh stella yang diperankan chelsea yang terlalu banyak muncul, menurut saya tokoh ini hanya figuran bukan tokoh penting tapi terlalu sering muncul dan menurut saya hanya mengganggu.
3.      Alur yang disuguhkan membuat rancu, sebaiknya jika mau dilakukan alur maju mundur , jangan bolak balik, tapi fokus dulu pada alur maju menceritakan yang terjadi pada saat itu, kemudian baru menceritakan alur mundurnya sampai tuntas jangan bolak balik ke penjara Kali Sosok menjadikan rancu dan bingung, setelah diulas cerita mundur untuk kembali ke maju tidak masalah.
Saya puji acting apik dari Reza Rahadian yang berhasil membawakan tokoh HOS Tjokroaminoto yang berkharismatik.
Kata HOS Tjokroaminoto yang menginspirasi saya:
“HIJRAH”
Satu-satunya cara untuk berhijrah adalah setinggi-tinggi ilmu, sepintar-pintar siasat dan semurni-murni tauhid.
Saya ingin menjadi kapas putih, tanpa noda, saat mati, hidung dan telinga saya akan disumpal dengan kapas.

HOS Tjokroaminoto.

2 komentar:

  1. hello. Saya bella dari Malaysia. Saya sedang melakukan kajian mengenai filem ini. Boleh saya minta bantuan dari pihak saudari ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hello juga Bella. Nama saya Nina salam kenal salam persahabatan, silakan ada yang ditanyakan tentang Film Guru Bangsa Tjokroaminoto, semampu saya bantu

      Hapus